Sabtu, 03 Desember 2011

Skuad Sriwijaya SFC Saat Ini

Nama: Ferry Rotinsulu
Posisi: Kiper 
Nomor Punggung: 12
Tempat Lahir: Palu
Tanggal Lahir: 28 Desember 1982 
Tinggi Badan: 182 cm
Berat Badan: 73 kg

Nama: Andi Irawan
Posisi: Kiper
Nomor Punggung: 19
Tempat Lahir: Metro Lampung
Tanggal Lahir: 24 Oktober 1989
Tinggi Badan: 180 cm
Berat Badan: 74 kg 

Nama: Rifky Deython Mokodomfit 
Posisi: Kiper
Nomor Punggung: 33 
Tempat Lahir: Manado
Tanggal Lahir: 5 Desember 1988
Tinggi Badan: 180 cm
Berat Badan: 74 kg

Nama: Tri Hamdani Goentara (*)
Posisi: Kiper
Nomor Punggung: -
Tempat Lahir: Palembang
Tanggal Lahir: 3 Januari 1994
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

__________________________ 
Nama: Nova Arianto
Posisi: Bek
Nomor Punggung: 30
Tempat Lahir: Semarang
Tanggal Lahir: 4 November 1978
Tinggi Badan: 183 cm
Berat Badan: 78 kg

Nama: Thiery Gathuessi 
Posisi: Bek 
Nomor Punggung: 6
Tempat Lahir: Bafoussam, Kamerun
Tanggal Lahir: 17 April 1982
Tinggi Badan: 184 cm
Berat Badan: 80 kg 

Nama: Ahmad Markus Bahtiar
 Posisi: Bek 
Nomor Punggung: 32 
Tempat Lahir: Jepara 
Tanggal Lahir: 3 September 1987 
Tinggi Badan: 175 cm
 Berat Badan: 75 kg

Nama: Supardi Natsir
 Posisi: Wing Bek
Nomor Punggung: 22
Tempat Lahir: Bangka
Tanggal Lahir: 9 April 1983
Tinggi Badan: 175 cm 
Berat Badan: 67 kg

Nama: Septiahadi
Posisi: Bek
Nomor Punggung: 26
Tempat Lahir: Deli Serdang, Sumut 
Tanggal Lahir: 26 September 1991 
Tinggi Badan: 182 cm
Berat Badan: 74 kg

Nama: Achmad Jufriyanto
Posisi: Bek
Nomor Punggung: 13
Tempat Lahir: Tanggerang
Tanggal Lahir: 7 Februari 1987
Tinggi Badan: 180 cm
Berat Badan: 72 kg

Nama: Muhammad Shobran
Posisi: Bek
Nomor Punggung: 2
Tempat Lahir: Palembang
Tanggal Lahir: 6 Juli 1983
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

Nama: Mahyadi Pangabean
Posisi: Winger
Nomor Punggung: 24
Tempat Lahir: Tapanuli
Tanggal Lahir: 8 Januari 1982
Tinggi Badan: 175 cm
Berat Badan: 65 kg

Nama: Jeki Arisandi
Posisi: Winger
Nomor Punggung: 21
Tempat Lahir: Palembang
Tanggal Lahir: 30 November 1990
Tinggi Badan: 173 cm
Berat Badan: 65 kg

Nama: Darwin (*)
Posisi: Bek
Nomor Punggung: -
Tempat Lahir: Banyuasin, Sumsel
Tanggal Lahir: -
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

___________________________
Nama: Ponaryo Astaman
Posisi: Gelandang
Nomor Punggung: 11
Tempat Lahir: Balikpapan
Tanggal Lahir: 25 September 1979
Tinggi Badan: 170 cm
Berat Badan: 60 kg

Nama: Lim Joon Sik 
Posisi: gelandang
Nomor Punggung: 4
Tempat Lahir: Korea Selatan
Tanggal Lahir: 13 September 1981
Tinggi Badan: 178 cm
Berat Badan: 73

Nama: Syamsul Bachri Chaerudin
Posisi: Gelandang
Nomor Punggung: 8
Tempat Lahir: Makassar
Tanggal Lahir: 9 Februari 1983
Tinggi Badan: 168 cm
Berat Badan: 59 kg

Nama: Rendy Siregar
Posisi: Winger
Nomor Punggung: 27
Tempat Lahir: Jakarta
Tanggal Lahir: 14 September 1986
Tinggi Badan: 175 cm
Berat Badan: 65 kg

Nama: Firman Utina
Posisi: Gelandang
Nomor Punggung: 15
Tempat Lahir: Manado
Tanggal Lahir: 15 Desember 1981
Tinggi Badan: 165 cm
Berat Badan: 64 kg

Nama: Siswanto
Posisi: Winger
Nomor Punggung: 7
Tempat Lahir: Pasuruan
Tanggal Lahir: 9 Oktober 1984
Tinggi Badan: 165 cm
Berat Badan: -

Nama: Muhammad Ridwan
Posisi: Winger
Nomor Punggung: 23
Tempat Lahir: Semarang
Tanggal Lahir: 8 Juli 1980
Tinggi Badan: 174 cm
Berat Badan: 76 kg

Nama: Hairul Huda (*)
Posisi: Gelandang
Nomor Punggung: -
Tempat Lahir: -
Tanggal Lahir: -
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

____________________
Nama: Keith Jerome Kayamba Gumbs
Posisi: Striker
Nomor Punggung: 17
Tempat Lahir: St. Kitt and nevis
Tanggal Lahir: 11 September 1972
Tinggi Badan: 178 cm
Berat Badan: 70 kg

Nama: Rizky Novriansyah
Posisi: Striker
Nomor Punggung: 14
Tempat Lahir: Bangka
Tanggal Lahir: 23 November 1989
Tinggi Badan: 180 cm
Berat Badan: 75 kg

Nama: Hilton Moreira
Posisi: Striker
Nomor Punggung: 10
Tempat Lahir: Brazil
Tanggal Lahir: 27 Februari 1981
Tinggi Badan: 181 cm
Berat Badan: 73 kg

Nama: Rahmat Rivai
Posisi: Striker
Nomor Punggung: 9
Tempat Lahir: Ternate, Maluku
Tanggal Lahir: 1 Desember 1977
Tinggi Badan: 166 cm
Berat Badan: -

Nama: Rully Saputra (*)
Posisi: Striker
Nomor Punggung: -
Tempat Lahir: -
Tanggal Lahir: -
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

Nama: Risky Dwi Ramadhan(*)
Posisi: Striker
Nomor Punggung: -
Tempat Lahir: Palembang
Tanggal Lahir: -
Tinggi Badan: -
Berat Badan: -

Nama: Ilham Jaya Kusuma
Posisi: Striker
Nomor Punggung: 16
Tempat Lahir: Palembang
Tanggal Lahir: 19 September 1978
Tinggi Badan: 173 cm
Berat Badan: 70 kg

Skuad Sriwijaya FC musim 2011/2012

Pelatih:
- Kashartadi
- Keith Jerome Kayamba Gumbs

Kiper:
12. Ferry Rotinsulu
19. Andi Irawan
33. Rifky Deython Mokodomfit
94. Tri Hamdani Goentara (*)

Belakang:
2. Muhammad Sobran
6. Thiery Gathuessi
13. Achmad Jufriyanto
21. Jeki Arisandi
22. Supardi Natsir
24. Mahyadi Pangabean
26. Septiahadi
27. Rendy Siregar
30. Nova Arianto
32. Ahmad Markus Bakhtiar
-- Darwin (*)

Tengah:
4. Lim Joon Sik
7. Siswanto
8. Syamsul Bachri Chaerudin
11. Ponaryo Astaman
15. Firman Utina
23. Muhammad Ridwan
-- Hairul Huda (*)

Depan:
9. Rahmat Rivai
10. Hilton Moreira
14. Rizky Novriansyah
16. Ilham Jaya Kusuma
17. Keith Jerome Kayamba Gumbs
-- Muhammad Riski (*)
-- Rully Saputra (*)

Ket:
(*), Pemain Magang

Jadwal Sriwijaya FC Di Putaran I Indonesia Super League (ISL) 2011/1012

Pelita Jaya vs Sriwijaya FC

3 Desember 2011 (Away)

Persib vs Sriwijaya FC
7 Desember 2011 
(Away)


Sriwijaya FC vs PSPS
11 Desember 2011 
(Home)

Sriwijaya FC vs Persija
19 Desember 2011 (Home)

Persela vs Sriwijaya FC
4 Januari 2012 (Away)

Arema vs Sriwijaya FC
8 Januari 2012 (Away)

Sriwijaya FC vs Gresik United
12 Januari 2012 (Home)

Sriwijaya FC vs Persiba Balikpapan
16 Januari 2012 (Home)

Persiwa vs Sriwijaya FC
24 Januari 2012 (Away)

Persipura vs Sriwijaya FC
28 Januari 2012 (Away)

Sriwijaya FC vs Persidafon
4 Februari 2012 (Home)

Sriwijaya FC vs Deltras
8 Februari 2012 (Home)

PSAP Sigli vs Sriwijaya FC
16 Februari 2012 (Away)

PSMS vs Sriwijaya FC
20 Februari 2012 (Away)

Sriwijaya FC vs Persisam
3 Maret 2012 (Home)

Sriwijaya FC vs Mitra Kukar FC
8 Maret 2012 (Home)

Sriwijaya FC vs Persiram
17 Maret 2012 (Home)


Perbedaan IPL dan ISL


Perbedaan Konsep IPL Vs ISL 

Konsep IPL yaitu Liga Indonesia berada dalam satu perusahaan (konsorsium), jadi semua klub dibiayai konsorsium, dengan konsekuensi hasil tiket, hak siar dan lain-lain masuk ke PSSI (konsorsium, red).

Ini yang mendasari kenapa saham 70% ke Djohar, 30% ke Faried. Hal ini sudah berjalan pada kompetisi LPI musim lalu, namun bisa dikatakan musim lalu adalah proyek rugi, kenapa?

Dengan jumlah uang miliaran rupiah yang telah dibagikan konsorsium ke 20 klub LPI musim lalu, kontrak marquee player, gaji untuk wasit asing, ternyata animo penonton untuk LPI sangat kurang. Karena sebagian besar adalah klub2 baru tanpa basis supporter yang kuat, sepi penonton, akhirnya tak laku dijual ke sponsor.

Konsep ini coba diterapkan pada musim ini, dengan kursi kepemimpinan PSSI yang sudah berada di tangan mereka, konsorsium mencoba menerapkan konsep tersebut di kompetisi musim ini, tapi terbentur dengan keberadaan klub-klub besar yang sudah berpuluh tahun berdiri.

Kenapa? Karena klub-klub itu sudah bisa mendapatkan sponsor sendiri, tanpa perlu bantuan konsorsium. Akhirnya segala cara coba ditempuh PSSI di antaranya,

1. Menggemukan kompetisi menjadi 36 dan setelah banyak mendapat protes menjadi 24, kenapa kok gak 18 tim aja, sesuai statuta? Ya karena dari 18 tim ISL musim lalu, sebagian besar bukan 'tim nya konsorsium' artinya nggak balik modal. Akhirnya ditambahlah 6 tim siluman itu, yang notabene 'timnya konsorsium', atau pesan sponsor.

2. Memergerkan tim-tim LPI dengan ISL, contoh Jakarta FC dengan Persija, ini bisa dikatakan take over secara halus, karena kita tahu potensi besar Persija dengan The Jak Mania nya.

Beberapa klub berhasil melawan, hasilnya apa? Timbulah dualisme, Persebaya 1927-Persebaya Wisnu, Arema M Nuh-Arema Rendra, Persija (Jakarta FC)-Persija Paulus, PSMS IPL-PSMS ISL dan hampir saja timbul Persib 1933. Klub2 di atas adalah klub-klub besar dengan basis supporter yang kuat, bisa dibayangkan keuntungan yang didapat oleh konsorsium?

Tidak ada yang salah dengan konsep konsorsium tersebut, dengan syarat seluruh tim adalah timnya konsorsium, seluruh biaya dari konsorsium, dengan timbal balik, hasil tiket tidak sepenuhnya untuk klub, sebagian ke konsorsium, pembagian hak siar, sponsor dan keuntungan ke konsorsium. Tapi hal ini tidak akan bisa berjalan jika di liga tersebut hanya sebagian kecil yang mau jadi timnya konsorsium.

Sedangkan konsep ISL, klub cari uang sendiri, cari sponsor sendiri, tapi keuntungan kompetisi ya balik ke klub (99% klub, 1% PSSI) karena pada konsep ini klub lah yang berdarah-darah membiayai diri mereka sendiri. Konsep ini yang dianut sebagian besar kompetisi-kompetisi eropa.

Tidak ada yang salah dengan duakonsep itu, yang menjadi masalah adalah ketika klub-klub dengan dua konsep tersebut digabung menjadi satu kompetisi. Klub konsorsium tentu tidak masalah ketika hak siar, uang tiket, sponsor masuk ke konsorsium, karena toh mereka tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya kontrak dan operasional klub.

Tapi bagi klub-klub yang membiayai diri sendiri tentu keberatan, karena mereka membiayai diri mereka sendiri. Mau rapat 7 hari 7malam pun tidak akan ketemu titik temu.

Seandainya pun IPL dengan 24 tim berjalan, ada kemungkinan konsorsium akan berusaha membela dan mempertahankan eksistensi klub-klubnya di IPL, dan mendegradasikan klub-klub nonkonsorsium. Suatu bahaya laten.

Menurut pendapat saya pribadi, konsep ini tidak dikemukakan oleh PSSI sejak awal, sehingga timbul saling curiga. Seharusnya mereka dari awal menawarkan ide mereka kepada 18 tim yang berhak tampil di ISL.

Kalau mereka setuju maka jalanilah, Jika tidak, ya jangan dipaksakan, karena mereka duduk di kursi itu karena dipilih oleh klub-klub anggota PSSI. Yang terjadi sekarang PSSI seperti memaksakan kehendaknya, menghalalkan segala cara, tanpa menghiraukan aspirasi klub-klub anggota, akhirnya segala keputusan main tabrak sana tabrak sini.

Timbul yang namanya PSMS ke IPL karena pesan sponsor, Bontang FC ke IPL karena kasihan dikerjain wasit, dan alasan-alasan lainnya yang terlalu dibuat-buat.

Dan saya lebih setuju jika tim-timprofesional mencari sponsor sendiri, seperti di Liga-liga Eropa. Daripada pendanaan terpusat ala konsorsium. Jika Arifin Panigoro (AP) ingin memajukan sepak bola nasional, iya bisa membeli klub-klub yang sudah ada, atau mendirikan klub baru dan berjuang dari bawah.

Tidak seperti kasus Persija, Arema dan tim-tim lainnya. Dengan kekuasan PSSI, mereka seperti mengambil alih tim-tim tersebut secara paksa. Menunjuk satu orang dan mengatakan bahwa ini Arema yang sah, ini Persija yang sah. Tapi satu hal yang perlu diingat, tim-tim tersebut besar bukan karena namanya, tapi karena suporternya.

Walaupun Anda sudah merasa kuasai Arema, sudah kuasai Persija, tanpa Aremania dan The Jak Mania, tetap saja tim itu seperti Jakarta FC, Bintang Medan , dan tim-tim LPI lainnya. Tanpa penonton dan anda rugi.

Salam Olah Raga